Santri Merdeka

Penulis
Tim Paragraf Pondok Pesantren Sidogiri
Moh. Achyat Ahmad, Samuel Gibran, M. Khoiron Abdulloh, Moch. Akmal Bilhaq

Editor
Abi AZZA

Proofreader
M. As’ad MH

Layout & Cover
Muhammad Mukhlas

Penerbit
Sidogiri Penerbit, Pondok Pesantren Sidogiri, PO. BOX 022 Pasuruan 67101 Jawa Timur

Deskripsi

Santri Merdeka menghadirkan penjelasan yang jelas dan mendalam tentang konsep ketaatan serta kemerdekaan dalam Islam, terutama dalam tradisi pesantren. Buku ini menata ulang cara pandang pembaca dengan menunjukkan bahwa ketaatan bukan bentuk penindasan, tetapi jalan menuju kemuliaan dan kebebasan dari hawa nafsu. Karena itu, buku ini layak dibaca oleh siapa pun yang ingin memahami akar nilai-nilai pesantren secara lebih jernih.

Sejak awal, penulis dan penerbit menegaskan alasan lahirnya buku ini. Tradisi pesantren kini sering disalahpahami. Oleh sebab itu, mereka menyusun buku ini agar pembaca memperoleh landasan ilmiah yang kuat. Dengan merujuk pada referensi ulama terkemuka, penulis memaparkan argumentasi yang runtut, sehingga pembaca dapat mengikuti alurnya dengan mudah.

Isi Pokok Buku

Buku ini terbagi menjadi enam bagian utama:

  • Bagian I – Pendahuluan
    Penulis membuka dengan gagasan “Merdeka Belajar” dan “Santri Merdeka”, lalu menjelaskan sistematika buku secara ringkas.

  • Bagian II – Santri dan Kemerdekaan
    Pada bagian ini, penulis mengulas makna santri, karakter khasnya, serta perbedaan antara kemerdekaan semu dan kemerdekaan hakiki.

  • Bagian III – Hakikat Manusia dan Agama
    Bagian ini membawa pembaca memahami manusia sebagai hamba sekaligus khalifah, kemudian menunjukkan bagaimana agama justru membebaskan manusia dari dominasi hawa nafsu.

  • Bagian IV – Pilar Kemerdekaan dalam Islam
    Di sini, penulis menyajikan maqāshid al-syarī‘ah serta kemerdekaan dalam akidah, ibadah, dan akhlak. Selain itu, penulis menjelaskan bahaya ketika seseorang salah menggunakan kemerdekaan.

  • Bagian V – Teladan Santri Merdeka
    Bagian ini menampilkan perjalanan ulama salaf, para imam mazhab, ulama besar Islam, hingga ulama Nusantara. Seluruhnya menunjukkan bagaimana ketaatan melahirkan martabat.

  • Bagian VI – Ketaatan yang Membangun Peradaban
    Penulis menuntun pembaca menelusuri kiprah tokoh-tokoh besar seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Abdul Aziz, Salahuddin al-Ayyubi, Muhammad al-Fatih, hingga Wali Songo. Setiap kisah memperlihatkan bagaimana ketaatan mampu melahirkan tatanan sosial yang adil dan beradab.

Dengan struktur yang sistematis dan bahasa yang lugas, Santri Merdeka tidak hanya menyuguhkan teori, tetapi juga memberikan teladan konkret. Melalui kombinasi tersebut, buku ini membantu pembaca memahami bahwa kemerdekaan sejati akan tumbuh ketika seseorang tunduk kepada Allah dan menjauhi dorongan nafsu yang menjerumuskan.

Santri Merdeka menjadi jembatan antara tradisi pesantren dan kebutuhan zaman, sehingga pembaca dapat melihat pesantren bukan sebagai ruang feodal, tetapi sebagai tempat lahirnya manusia merdeka.

Anda mungkin juga suka…