Deskripsi
Tak perlu beretorika estetis untuk menyampaikan alur cerita anekdot, juga tak perlu mengerutkan dahi untuk memahami pesan di dalamnya. Cerita selalu dapat mencairkan suasana dan mengusir kekalutan, meski kadang bisa kelewat cair: suasana jadi gemuruh oleh bahak tawa yang terpingkal-pingkal.
Tapi, cerita lucu dan menggelikan agaknya juga punya inner power (tenaga dalam) yang dahsyat. Ia bisa dijadikan media untuk melontarkan kritik pedas yang menampar-nampar, sindiran yang mencibir, atau menyampaikan pesan agama dengan santun—dan jenaka. Makanya, cerita orang-orang masa lalu dan perumpamaan binatang (nyamuk, anjing, onta dll) terdapat di banyak bagian dalam al-Qur’an, yang dimaksudkan agar pembaca mengambil pelajaran (‘ibrah) darinya:
Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (QS Az-Zumar [39]: 27).
Nah, buku langka ini hadir, tentu tidak dimaksudkan untuk memberikan hiburan lumrah yang memicu gelak tawa wa ha ha…, tapi diharapkan dapat memancing emosi dan nurani kita; untuk tersentuh, tertampar atau bahkan tertohok, oleh tamtsil-tamtsil yang dikandungnya: Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu, agar mereka berfikir. (QS al-A’raf [7]: 176). Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (QS Yusuf [12]: 111).
Ulasan
Belum ada ulasan.