Deskripsi
Setiap orang wajib mengetahui Tuhanyya. Mengenai sejauh mana dia mengetahui, dan dengan cara apa dia mencapai pengetahuan itu, hal tersebut masih terdapat tahap-tahap tertentu.
Menurut imam al-Ghazali, tingkat iman itu ada tiga : imannya orang awam, Imannya orang al-Mukallimin (teolog), dan imannya al-Arifin (orang-orang yang makrifat). imannya awam adalah iman taklid. mereka beriman karena terpengaruh oleh kepercayaan yang tertanam di lingkungan sosialnya atau karena mengikuti tokoh-tokoh yang ia yakini kapasitasnya. Sedangkan imannya al-Mutakallimin adalah kepercayaan yang disertai dengan dalil nalar. Ibaratnya seperti orang yang mendengar suara Zaid di dalam sebuah rumah, lalu ia berkesimpulan dan meyakini ada Zaid di dalalm rumah itu.
Dan yang paling tinggi adalah imannya al-Arifin, yaitu iman yang musyahadah bi-nuril-yaqin (menyaksikan melalui cahaya keyakinan). Ibaratnya, ia tidak mendengar suara Zaid dari balik tembok, tapi ia masuk ke dalam rumah itu dan melihatnya secara langsung. Yang terakhir inilah yang di sebut ihsan, atau keyakinan yang disertahi dengan tahap-tahap musyahadah.
Dalam buku ini KH. A. Nawawi Abd. Djalil menjawab berbagai pertanyaan akidah dari masyarakat dalam dua pola iman itu. Umumnya, pertanyaan itu mengarah kepada ilmu kalam atau teologi yang menggunakan pola nalar. Tapi, ada sebagian yang mengarah kepada tasawuf, atau iman dengan pola dzauq (perasaan) yang merupakan pengantar utama menuju iman musyahadah.
Ulasan
Belum ada ulasan.