Dapatkan kejutan spesial dari kami hanya untukmu
Log In
No products in the cart.
Return To ShopRp45.000
Identitas “murni pesantren”, memiliki poin penting. Sebab, pesantren masih lebih sering menjadi obyek kajian orang lain, daripada mengkaji diri sendiri, apalagi mengkaji orang lain. Ketika orang lain bercerita tentang pesantren, mereka lebih sering menceritakan rumbai-rumbainya yang tampak dari luar, bukan apa dan bagaimana hakikat pesantren.
Banyak buku-buku yang berupaya memposisikan pesantren dalam ungkapan manis yang menjebak, semisal menyatakan posisi pendidikan kultural, moderat, toleran, memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, dan lain sebagainya. Slogan-slogan klise semacam ini kadang kala membuat orang-orang pesantren terjebak. Sehingga, ada saja di antara mereka yang memilih mengabaikan isi ‘kitab kuning’ yang jelas, demi menegakkan slogan-slogan tidak jelas yang dihembuskan oleh para pengamat pesantren.
Barangkali itulah akar yang menyebabkan munculnya beberapa oknum pesantren yang justru menjadi pembela liberalisme, sekularisme, sangat alergi terhadap penerapan syariat, dan lain sebagainya.
Buku ini, khususnya di dua bab terakhir, bisa menggugah anak-anak pesantren agar bangkit melawan arus pemikiran Islam modern yang bertentangan dengan akidah Ahlusunah wal Jamaah. Hal itu sangat perlu, mengingat adanya beberapa anak pesantren yang justru latah dengan pemikiran kebarat-baratan, karena menganggapnya sebagai hal baru yang ‘bergengsi’.
Mungkin saja, hal itu karena mereka terpengaruh oleh posisi Barat saat ini. Barat sedang menang dan berada di atas angin. Dan, secara sosiologis, bangsa yang kalah memang cenderung meniru bangsa yang menang.
Kita harus mengakui bahwa Barat memang lebih maju di bidang teknologi dan sains, dan kita mesti banyak belajar mengenai hal itu dari mereka. Namun, harus kita sadari pula bahwa Barat sangat jahiliyah dalam hal moralitas. Oleh karena itu, dalam konteks pemikiran, filsafat ketuhanan dan filsafat moral, kita tidak boleh latah terhadap Barat. Dalam hal ini, mereka jauh berada di belakang dan di bawah kita.
Penulis
Mohammad Achyat Ahmad
Editor
Ahmad Dairobi
Tata Letak
@-yat
Perwajahan
AlvaDesign
Cetakan Pertama
Jumadats Tsani 1434 H.
ISBN:
978-979-26-0436-8
Stok habis
Menggugah anak pesantren agar bangkit melawan arus pemikiran Islam modern yang bertentangan dengan akidah Ahlusunah wal Jamaah. Mengingat adanya beberapa anak pesantren yang justru latah dengan pemikiran kebarat-baratan, karena menganggapnya sebagai hal baru yang ‘bergengsi’.
Berat | 330 gram |
---|---|
Dimensi | 13 × 1 × 20 cm |
Hanya pelanggan yang sudah login dan telah membeli produk ini yang dapat memberikan ulasan.
Ulasan
Belum ada ulasan.