Tantangan Syiah Terhadap Ahlussunnah

Deskripsi

Buku ini sebenarnya merupakan himpunan (klipping) wawancara berbagai media cetak maupun elektronik (internet) dengan penulis dalam rentang waktu yang berbeda-beda. Materi ekslusif dan terbuka yang disuguhkan adalah mengenai akidah khusus menyoroti persoalan Syiah.

Harus diakui, buku-buku propaganda Syiah sudah beredar cukup luas di nusantara. Melalui buku dan bacaan itulah kemudian ide-ide kontroversial dan antagonistis yang ditancapkan melalui pernyataan-pernyataan di dalam materi buku, berpengaruh secara signifikan terhadap para pembacanya. Yang dikhawatirkan adalah umat awam yang tidak memunyai bekal ‘ilmu alat’, tentu akan rapuh ketahanan akidahnya ketika harus melawan propaganda yang sengaja dikemas dengan baik itu.

Apalagi, pembaca itu tidak punya bekal untuk membanding, karena dia harus menelan begitu saja tanpa melakukan komparasi argumen dengan buku-buku lain atau bertanya kepada guru/ustadz mereka. Maka tidak mustahil awam kita mudah terpaut dengan isi buku yang pada intinya berusaha untuk memisahkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah dari para penganutnya itu. Akhirnya hal ini dijadikan jalan bagi mereka untuk eksodus ke dalam pangkuan Syiah. Dan itu memang merupakan target utama mereka.

Di sini, pembaca akan dibawa ke dalam nuansa perbincangan yang datar namun tetap berisi, dengan bobot yang meyakinkan. Sebab wawancara dilakukan oleh media-media (cetak dan internet) terhadap seorang pakar yang telah mendalami masalah Syiah secara intensif. Beliau adalah DR. H. Mohammad Baharun, SH. MA.

Dalam Babu asy-Syi‘ah—dengan segenap fashl-fashl-nya— DR. H. Mohammad Baharun, SH. MA. adalah termasuk rijal (tokoh atau pakar). Jadi, jika dalam pepatah Arab dinyatakan Li kulli fannin rijal, maka dalam bidang Syiah, beliaulah salah satu rijal itu. Maka tidak salah jika media-media banyak merujuk kepada beliau dalam melakukan wawancara eksklusif tentang Syiah. Kumpulan wawancara itu diterbitkan dan disuguhkan dalam buku ini. Pada buku ini juga, secara tidak langsung pembaca akan mengaji kepada orang yang ahli di bidangnya.

Namun, di samping bukan hanya berisi wawancara (karena sebagian naskah ada yang merupakan tulisan Habib Mohammad Baharun), pada beberapa bagian dari naskah wawancara itu ada yang ber-foot note. Pemberian catatan kaki dimaksudkan untuk lebih sedikit memperdalam tema-tema yang diuraikan secara global oleh narasumber (Habib Mohammad Baharun). Hal itu sekaligus sebagai bukti kuat, betapa pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh narasumber di berbagai media, memiliki akar serta dasar yang kuat lagi akurat, baik dari referensi Ahlussunnah maupun Syiah.