Dapatkan kejutan spesial dari kami hanya untukmu
Log In
No products in the cart.
Return To ShopRp30.000
Krisis multi-dimensi yang dialami oleh masyarakat Indonesia hari ini, baik krisis moral, kepercayaan, kejujuran, sumber daya manusia hingga krisis kepemimpinan, sebetulnya berakar dari satu hal, yaitu pendidikan dan pengajaran. Banyak orang yang belum benar-benar memahami apa itu pendidikan dan apa pula tujuannya. Sehingga pendidikan yang berlangsung selama ini berjalan ke arah yang salah.
Pendidikan yang berjalan menuju muara yang salah inilah yang melahirkan berbagai kekacauan yang dampaknya sangat terasa hari ini. Satu contoh, guru kini menjadi suatu profesi yang disetarakan dengan profesi-profesi lain, sehingga ketika gaji profesionalnya kurang terpenuhi, guru kemudian berunjuk rasa layaknya kuli bangunan dan pegawai pabrik. Ini adalah hal yang tidak semestinya terjadi, Andai tujuan pendidikan dipahami sejak awal.
Kekacauan juga terjadi terhadap objek didik. Para murid atau siswa berangkat belajar atau memilih suatu jurusan tidak berdasarkan tujuan yang benar, akan tetapi hanya karena agenda yang teramat terbatas dan sempit, sehingga hal ini juga mengakibatkan kekacauan yang luar biasa. Satu misal, siswa yang memilih jurusan kedokteran, jika tidak didasarkan pada tujuan yang mulia, tentu di kemudian hari akan melahirkan para dokter yang meresahkan masyarakat; pelayanan kesehatan yang tidak bermutu, biaya mahal, penuh rekayasa dan manipulasi, dan seterusnya. Kekacauan serupa juga akan terjadi di berbagai bidang lain; pelayanan umum, kebudayaan, politik, keuangan, kenegaraan, dan lain sebagainya, sehingga melahirkan kegalauan massal.
Jadi, dalam situasi seperti ini, apa yang mestinya kita lakukan? Satu-satunya jawaban adalah memberikan pemahaman terhadap orang tua tentang apa sebetulnya peran besar mereka di dalam pendidikan. Karena kebanyakan orang tua tidak memahami arti dan tujuan pendidikan terhadap anaknya, maka mereka menyerahkan tugas pendidikan kepada lembaga yang tidak semestinya; dan karena para orang tua tidak memahami bahwa tugas mendidik anak yang paling inti ada pada mereka, maka setelah menyerahkan anak ke suatu lembaga pendidikan, mereka lepas tangan, dan seakan semuanya telah beres dan tinggal menunggu hasilnya. Padahal yang semestinya tidak demikian.
Jika para orang tua memahami apa yang harus mereka lakukan dalam mendidik anak-anak mereka, ini bisa menjadi langkah awal untuk membenahi kekacauan massal yang telah terjadi selama ini, sehingga jika langkah yang ditempuh oleh masing-masing individu masyarakat sudah benar, tentu lambat laun kita akan berjalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan yang sesungguhnya, di dunia dan akhirat.
Buku ini bisa menjadi semacam oase yang menyudahi dahaga masyarakat akan hakikat apa sebetulnya yang harus mereka lakukan terhadap anak-anak mereka. Diharapkan, jika para orang tua memahami apa yang harus mereka lakukan dalam mendidik anak-anak mereka, ini bisa menjadi langkah awal untuk membenahi kekacauan massal yang telah terjadi selama ini, sehingga jika langkah yang ditempuh oleh masing-masing individu masyarakat sudah benar, tentu lambat laun kita akan berjalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan yang sesungguhnya, di dunia dan akhirat. Amin.
Buku ini mengurai dengan lugas tentang tanggung jawab pendidikan yang paling pokok pada orang tua, serta bagaimana seharusnya setiap orang tua berperan sebagai guru bagi anak-anaknya. Cara mengajarkan anak tentang agama Islam, mulai dari dasar, menanamkan aqidah, mengenalkan mereka kepada Allah, mencintai Rasulullah dan lainnya. Mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, tempat ibadah, sekolah dan lingkungan sekitar. Juga cara mendidik sikap atau etika anak mulai dari kecil sampai beranjak dewasa. Saat dewasa, orang tua perlu mencarikan calon pendamping yang akan menuntun kehidupan anak-anaknya. Terakhir terdapat 25 hadis Rasulullah, surat cinta dari Nabi untuk para orang tua, berisi tentang orang tua dan pahala besar dibalik tanggung jawab yang besar pula.
Penulis
Ach. Shiddiq, Moch. Syukri, Sayyidil Amin
Editor
Mohammad Achyat Achmad
Proofreader
Moh. Yasir, Alil Wafa
Layouter
Soek-r@i
Desain Cover
alvaDesign
Cetakan Pertama, Rajab 1434 H.
Stok habis
Bagaimana seharusnya setiap orang tua berperan sebagai guru bagi anak-anaknya. Cara mengajarkan anak tentang agama Islam. Mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, tempat ibadah, sekolah dan lingkungan sekitar. Juga cara mendidik sikap atau etika anak mulai dari kecil sampai beranjak dewasa.
Berat | 240 gram |
---|---|
Dimensi | 12 × 2 × 17 cm |
Hanya pelanggan yang sudah login dan telah membeli produk ini yang dapat memberikan ulasan.
Ulasan
Belum ada ulasan.